PEMBELAJARAN LUAR KELAS (PLK)
DI BALAI INFORMASI DAN KONSERVASI KEBUMIAN KARANG SAMBUNG
Disusun oleh:
Nama: Emy Mismawati W.
Kelas: X.5
SMA NEGERI JATILAWANG
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENDAHULUANKata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Alloh SWT, karena atas taufik dan hidayah-Nya penyusunan laporan Pembelajaran Luar Kelas (PLK) di Balai Informasi dan Konserrvasi Kebumian Karang Sambung SMA Negeri Jatilawang dapat terselsaikan dengan baik. Laporan ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh saya sendiri Emy Mismawati Wahyuningrum yang dipandu oleh Kak Dani Fitriani Amelia Wardani dan penjelasan oleh Pak Husni di Aula LIPI.
Dalam observasi dan pengamatan ditunjukan berbagai jenis batuan, mulai dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Bahkan ada batuan yang berasal dari lantai samudra. Dalam laporan kali ini akan membahas terbentuknya kepulauan Indonesia.
Penyusunannya berdasarkan format yang telah diberikan oleh Bu Susanti. Semoga dengan adanya laporan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan tentang terbentuknya kepulauan Indonesia dan obyek Geowisata di Karang Sambung, Kebumen, JawaTengah.
Wangon, 18 Maret 2015
Penulis
Emy Mismawati W.
ISI
Study Pustaka
PROSES TERBENTUKNYA KEPULAUAN INDONESIA
Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada Periode Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah proses utama pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta tahun yang lalu, pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih menyatu dengan Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.
Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.2/3 wilayah negara ini adalah lautan, berjajar di atasnya belasan ribu pulau yang sambung menyambung dari Sabang sampai Merauke.Terhampar garis pantai yang amat panjang, hutan tropis yang senantiasa menghijau karena terguyur hujan sepanjang tahun dengan berbagai satwa cantik di dalamnya dan puncak-puncakvulkanikyangmengintipdiberbagaipenjuru.
Dalam berbagai literatur keilmuan, disebutkan bahwa jumlah pulau yang dimiliki Indonesia sekitar 17.500 pulau. Dari sekian banyak pulau itu, pernahkah anda berpikir untuk mengetahui bagaimana proses pembentukannya? Mengapa kita bisa memiliki penampang alam yang sedemikian uniknya ini, yang jarang dimiliki oleh banyak negara lain? Untuk itu kali ini saya akan mengajak anda belajar bersama tentang proses terbentuknya.
` Pergerakan diawali dengan menunjamnya lempeng dasar samudera yang disebabkan oleh desakan lempeng benua yang Paparan sunda ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari 20,000 tahun yang lalu sampai sekarang, dengan permukaan air laut yang naik/turun karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier, beberapa kali pulalah Paparan sunda ini terpisah menjadi beberapa pulau, kemudian menyatu kembali, dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai kita lihat pada saat sekarang ini.
Pulau Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara, yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan pada Periode Tertiary, pulau Sumatra, Jawa dan Borneo terpisah.
Berdasarkan rekonstruksi ini, kita bisa melihat dari mana asal Fauna dan Flora yang terdapat diIndonesia.sehingga Fauna yang terdapat pad pulau Sumatra, Jawa dan Borneo memiliki karakter yang sama dengan yang terdapat di benua Asia, begitu juga denga pulau Papua yang berasal dari craton Australia.
Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi.Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi.
Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak
jutaan tahun lalu.Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.
Ketika lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi.Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).
Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempeng-lempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang.Perbenturan lempeng-lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda.Namun semuanya telah menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini.Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempeng-lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.
Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa laramy), sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah.Benua Eurasia menjadi pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya.Sebagian di antaranya bergerak ke selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.
lebih tebal dan keras dan di tempat inilah terbentuk palung laut (dasar laut yang dalam dan memanjang). Dampak dari pergerakan lempeng terhadap wilayah Indonesia membuat wilayah Indonesia rawan akan gempa bumi (namun juga kaya sumber daya mineral). Padahal Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng besar dunia (Lempeng Eurasia,Indo-Australia,FilipinadanPasifik).
Lempeng-lempeng itu selalu bergerak 5-9 cm per tahun dan karena massa batuan yang bergerak besar maka energi yang dihasilkan besar pula. Hal tersebut berdampak bukan hanya pada banyaknya aktivitas vulkanis dan tektonis di Indonesia, tapi juga tenaga besar yang terjadi pada fenomena-fenomena tersebut.Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng kemudian menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudera. Demikian pula subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan deretan gunung berapi di sepanjang pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudera yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak hingga suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras.Fenomena seperti inilah yang dapat menimbulkan gempa, tsunami dan meningkatnya kenaikan magma ke permukaan bumi.
Dari tiga tipe batas lempeng yang dikenal (konvergen, divergen dan shear), terbentuknya kepulauan Indonesia dapat dijelaskan sebagai batas lempeng konvergen dimana terjadi tumbukan antara lempeng Indo-Australia dari selatan, lempeng Pasifik dari timur dan lempeng Asia dari utara.
Secara sinkronis
Berdasarkan sejarah terbentuknya secara diakronis, dengan letak Indonesia yang strategis dan berada di jalur rawan bencana alam (secara astronomis, geologis, maupun geografis), maka:
- Membuat Indonesia bisa menjalin hubungan baik dengan negara – negara di benua Asia dan Australia..Juga membuat Indonesia berada di jalur lalu lintas internasional dan dapat menjadi tempat transit jalur perdagangan dunia.
- Kawasan Indonesia yang terdiri dari banyak pulau membuat Indonesia kaya akan budaya, karena terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dll. Selain itu juga timbul banyak bentukan alam seperti danau, gunung api, pantai, dll. Hal itu dapat memajukan pariwisata Indonesia.
- Laut yang luas dan garis pantai yang panjang membuat Indonesia menyimpan hasil laut seperti ikan, kerang, serta bahan tambang seperti minyak bumi. Hal itu dapat menambah pendapatan Negara.
- Letaknya yang berada dikawasan tropis membuat Indonesia kaya akan hasil hutan, berbagai jenis tanaman, dan berbagai jenis hewan.
- Tanah Indonesia yang subur membuat Indonesia menghasilkan banyak hasil pertanian
- Wilayah hutan yang masih cukup luas menjadikan hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia.
- Indonesia rawan bencana gunung meletus karena wilayah Indonesia banyak terdapat gunung api.
- Indonesia rawan gempa karena wilayah Indonesia pertemuan empat lempeng besar dunia yaitu Lempeng Benua Asia, Lempeng Benua Australia, Lempeng Samudra Hindia dan Lempeng Samudra Pasifik.
- Indonesia rawan gelombang tsunami karena wilayah Indonesia dikelilingi oleh perairan.
Selain itu ada juga penjelasannya dalam ar
Hasil Observasi
Menurut bukti yang ditemukan saat melakukan observasi di Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karang Sambung proses terbentuknya kepulauan indonesia ialah ditemukannya batuan metamorf yaitu batu serpentinit. Batu ini berasal dari lantai samudra.
Batuan Serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Mineral serpentin tergolong dalam kelas mineral Silikat yaitu Phyllosilicates.Batuan Serpentinit sering digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral.Batuan ini banyak ditemukan di negara Swedia, Italia, Rusia, di wilayah California, dan pertambangan Norberg.
Desa Pucangan Pada daerah ini terdapat batuan Serpentinit, yang tergolong dalam jenis batuan Metamorf. Batu ini berwarna hijau, bertekstur masif, serta berkilap. .Strukturnya slincken side, Nonfoliasi. Batuan asalnya merupakan batuan beku ultramafik yang telah mengalami proses methamorfosis yang berhubungan dengan air laut.
Batuan Serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Mineral serpentin tergolong dalam kelas mineral Silikat yaitu Phyllosilicates.
Kemudian batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera,kemudian masuk zona subduksi, terjadi proses penunjaman disertai metamorfosa kedua menjadi batu serpentinite, dan terakhir muncul ke luar perut bumi disertairetak-retak dikarenakan tekanan. Jadi, singkatnya magma (peridotite, dunite)-batu ultrabasa-serpentinite. Serpentinite sering digunakan sebagai sumber mineral, contohnya pembuatan asbes, talc, dll. Batuan ini bersifat rapuh (kekar). Serpentinite juga mempunyai sifat magnetis (nonfoliasi).
Mineral Serpentin mengandung chrysotile yaitu mineral serpentin yang mengkristal membentuk serat tipis yang panjang. Mineral serpentin memiliki beberapa senyawa kimia antara lain:
Antigorite; (Mg, Fe)3 Si2 O5 (OH)4
Clinochrysotile; Mg3 Si2 O5 (OH)4
Lizardite; Mg3 Si2 O5 (OH)4
Orthochrysotile; Mg3 Si2 O5 (OH)4
Parachrysotile; (Mg,Fe)3 Si2 O5 (OH)4
Berikut karakteristik Batu Serpentinit:
Warna Hijau kehitaman, cokelat, merah dan hitam
Kekerasan 2,5-5
Bidang Belahan (Cleavage) Tidak ada
Kilauan (Luster) Berminyak atau lilin
Bentuk Kristal Ortorombik, monoklin, dan heksagonal
Berat Jenis 2,5-2,6
Goresan Putih
Pembahasan
Berdasarkan bukti yang ditemukan, kepulauan indonesia sesuai dengan beberapa teori dibawah ini.
Sebuah teori geologi kuno menyebutkan, proses terbentuknya daratan yang terjadi di Asia belahan selatan adalah akibat proses pergerakan anak benua India ke utara yang bertabrakan dengan lempeng bumi bagian utara. Pergerakan lempeng bumi inilah yang kemudian melahirkan Gunung Himalaya. Konon proses yang terjadi pada 20-36 juta tahun yang silam itu menyebabkan sebagian anak benua di selatan terendam air laut, sehingga yang muncul di permukaan adalah gugusan-gugusan pulau (nusantara) yang merupakan mata rantai gunung berapi.
Lalu bagaimana menurut teori geologi modern?Menurut ilmu kebumian yang lazim saat ini, pembentukan kepualuan Indonesia terkait dengan teori tektonik lempeng.Teori tektonik lempeng (tectonic plate) adalah teori yang menjelaskan pergerakan di kulit bumi sehingga memunculkan bentuk permukaan bumi seperti yang sekarang kita diami.
Teori lempeng tektonik atau teori tektonik lempeng pertama kali dikemukakan oleh Tozo Wiilso.Berdasarkan teori ini, kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer.Lempeng – lempeng tektonik ini selalu bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah lapisan lempeng tektonik kulit bumi.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudera. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudera (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudera, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudera lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudera (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Karena tiap lempeng bergerak sebagai unit tersendiri dipermukaan bumi yang bulat, maka interaksi antar lempeng terjadi pada batas – batas lempeng. Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu batas divergen, konvergen, dan transform.
Teori Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading)
Hipotesa pemekaran lantai samudera dikemukakan pertama kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing evidence for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya pemekaran lantai samudera yang terjadi di pematang tengah samudera (mid oceanic ridges), Guyots, serta umur kerak samudera yang lebih muda dari 180 juta tahun. Hipotesa pemekaran lantai samudera pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudera Atlantik tepatnya di pematang tengah samudera mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu pematang tengah samudera, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku. Magma ini terus keluar keatas di pematang tengah samudera dan menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang mampu membelah pematang tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah, retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan membentuk lantai samudera yang baru. Arus konveksi yang menggerakkan lantai samudera (litosfir), pembentukan material baru di Pematang Tengah Samudera (Midoceanic ridge) dan penyusupan lantai samudera kedalam interior bumi (astenosfir) pada zona subduksi.
Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang tengah samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan akan menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi lebih berat dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera kedalam lempeng benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau penunjaman dan akhirnya lithosphere akan kembali menyusup ke bawah astenosphere dan terpanaskan lagi. Kejadian ini berlangsung secara terus-menerus. Dengan adanya zona penunjaman ini maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan, dan juga akan terbentuk kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak samudera yang menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle atau jika bertemu dengan batuan benua yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan terjadi mixing antara material kerak samudera dengan benua membentuk larutan silikat pijar atau magma. (Proses mixing terjadi pada kerak benua sampai 30 km di bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus berlangsung maka jumlah magma hasil mixing yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan di atasnya sampai akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api. Bagian lempeng masuk ke zona subduksi, memiliki kemiringan sudut sekitar 45˚. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, yang karena proses waktu yang berjuta-juta tahun, disertai pemanasan yang kuat dari dalam, bagian yang menekuk ini lama kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan menjadi bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak, runtuh inilah yang merupakan wilayah paling labil, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa, dan jalan yang lebih memungkinkan bagi magma untuk naik mencapai permukaan bumi, membangun tubuhnya menjadi gunung api.
Teori Hess tentang pemekaran dasar samudera mendapat dukungan bukti dari mahasiswa tingkat sarjana di Inggris, Frederick J. Vine dan D. H. Matthews. Pendapat keduanya sebenarnya bukan hal yang baru. Vine dan Matthews berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat di retakan tengah samudera, lava basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava ini memadat. Penelitian tentang kemagnetan mendukung teori pemekaran dasar samudera.
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian asal usul dari pulau-pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-beda. Pulau Papua yang berasal dari craton Australia dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia.
Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, kepulauan di provinsi NTT dan NTB merupakan pulau yang terbentuk dari lava gunung vulkanik. Dan pulau sulawesi dapat terbentuk karena lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasi dan lempeng-lempeng kecil lainnya.
DAFTARPUSTAKA
SUMBER:
http://cakheppy.wordpress.com/2011/03/20/metode-diakronis/
http://focussejarah.blogspot.com/2013/08/pengertian-diakronis-dan-sinkronis.html
http://princevanjavaberbagicerita.blogspot.com/2011/12/terbentuknya-zamrud-khatulistiwa.html
http://akrabsenada.blogspot.com/2013/09/berpikir-sinkronik-dalam-sejarah.html
http://tpnewsftpugm.blogspot.com/2008/10/keuntungan-dan-kerugian-letak-geografis.html
http://indah-ayulia.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar